Review Film El Conde (2023): Darah Segar Sejarah
Dipandu dengan narator, film satir ini mengisahkan Pinochet (masa jabatan 1974–1990)–pemimpin antikomunis yang bertanggung jawab atas ribuan nyawa yang hilang–yang dapat hidup abadi sebab telah menjadi vampir. Dengan seragam jenderal dan jubahnya, ia mampu terbang dengan lekas dan membetot jantung korbannya–untuk langsung disantap selagi berdegup atau menyimpannya di ruang bawah tanah.
Dalam perburuan yang takterhitung tersebut, pria yang mengudeta pemerintahan sosialis Salvador Allende ini mengelompokkan rasa darah korbannya: yang paling lezat adalah orang-orang Inggris yang mewarisi kekaisaran Romawi. Adapun yang terendah ialah darah pekerja Amerika Selatan. Agaknya, pemilihan penokohan vampir yang haus darah tersebut merupakan parodi dan metafora dari kekejaman Pinochet. Upaya sang sutradara dalam mengonkretkan penokohan ini tentu perlu diapresiasi.
Selain itu, dikisahkan, Pinochet yang tidak pernah menyesali kejahatannya digambarkan sebagai orang yang amat “tersengat” akan Revolusi Prancis. Ia amat menentang peristiwa aristokrat yang dipenggal rakyat Prancis kala revolusi tersebut pecah–sampai-sampai ia mengawetkan kepala Marie Antoinette di sebuah toples. Adegan ini menyiratkan posisi politiknya yang berseberangan dengan ide “kiri” dan menebalkan dirinya sebagai diktator.